Memaknai Kembali 10 November



“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” Begitulah kira-kira petikan pidato Bung Karno pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961. Soekarno yang notabenenya sebagai presiden pertama Idonesia, dengan segala kharisma dan ketinggian pangkat yang dimilikinya, masih tetap hormat pada jasa-jasa yang telah diberikan oleh para pahlawan. Sepertinya beliau paham betul bagaimana kerasnya perjuangan yang para pahlawan lakukan.
Dengan semangat yang berapi-api,
para pahlawan  sedia berkorban hidup dan mati untuk merebut dan mempertahankan kedaulatan Bangsa Indonesia. Dari hasil perjuangan itulah sehingga kita bisa merasakan Indonesia yang sekarang. Kelirulah mereka yang selalu mengatakan bahwa segala yang kita rasakan ini tidak lain merupakan sumbangan dari bangsa lain.
Telah menjadi hal yang diketahui umum bahwa tanggal 10 November menjadi salah satau hari bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sejak masa orde lama, tanggal ini diperingati sebagai hari pahlawan dan dimaknai secara menyeluruh oleh Bangsa indonesia sebagai hari Besar Nasional di berbagai daerah.
Sejak dulu, peringatan hari pahlawan ini dijadikan sebagai momen untuk mengenang segala jasa dan pengabdian para pahlawan yang jumlahnya mungkin tidak terhitung. Dengan gagah berani mereka menyatukan diri berjuang mempertahankan bangsa Indonesia dari gempuran para tentara sekutu di Surabaya yang kemudian diikuti oleh berbagai perjuangan-perjuangan lain di pelbagai daerah tanah air. Sejumlah kecil pertempuran yang dimaksud di antaranya : di Jakarta pada tanggal 18 November, di Semarang tgl 18 November, di Riau tanggal 18 November, di Ambarawa tanggal 21 November, di pulau Bangka 21 November, di Brastagi tanggal 25 November, di Bandung tanggal 6 Desember, di Medan 6 Desember, di Bogor tanggal 6 Desember. Serangkaian perjuangan yang terjadi di Surabaya pada 10 November menjadi penanda setia dan patuhnya para pahlawan terhadap Bangsa Indonesia.
Arti penting dari peristiwa ini tentu bukan pada banyaknya korban yang berjatuhan, melainkan pada dampak psikologi berbangsa dan bertanah air yang ditimbulkan. Peristiwa ini menjadi salah satu cikal bakal perjuangan bangsa Indonesia dalam menghalau segala ancaman yang menganggu kedaulatan. Peristiwa tersebut mampu menjadi mobilisator rakyat dalam berjuang bersama dan mewujudkan revolusi saat itu. Alhasil, niat Inggris untuk masuk ke Indonesia dengan menyelundupkan Tentara  sekutu tidaklah berhasil. Meski sejak Awal keyakinan menang di miliki oleh Tentara Inggris. Namun, dengan perjuangan tanpa henti, para pahlawan terdahulu mampu menghalau itu semua.
Pertempuran 10 November tersebut betul-betul mampu mambangkitkan jiwa nasionalis dan patriotisme para pejuang bangsa. Pengaruhnya bagaikan nyala api besar yang membakar semangat perlawanan sehingga bermunculanlah perlawanan-perlawanan di banyak daerah di Indonesia.
Tentu bukanlah pengorbanan kecil yang dibutuhkan, saat itu. Sanak keluarga, harta benda, dan segenap hal-hal berharga lainnya mendadak tidak dirasa begitu penting lagi. Bagi mereka panggilan Indonesia ialah panggilan Tuhan. Maka tidak ada sesuatu alasan pun untuk menolaknya. Indonesia harga mati!
Hanya saja, patut disayangkan ketika melihat peringatan hari pahlawan dari waktu ke waktu semakin dianggap biasa-biasa saja. Peringatan tersebut kini tidak lebih dari sekedar seremonial belaka. Tidak ada sama sekali upaya penghayatan nilai-nilai juang yang telah diwariskan oleh mereka.
Sebab saya yakin Penetapan 10 November tersebut sebagai hari pahlawan, tentu bukan tanpa alasan. Melalui momen tersebut, kita diharapkan mampu menumbuh kembangkan nilai-nilai kepahlawanan yang telah diwariskan sejak lama.  Nilai-nilai inilah yang nantinya diharap mampu menjadi motor penggerak dalam menyelesaikan segenap masalah-masalah kebangsaan yang ada. Misal saja masalah kemiskinan, perpolitikan yang tidak sehat, pengangguran, masalah keagamaan, dan masalah lain yang sudah barang tentu mempengaruhi stabilitas negara.

Nilai dan semangat yang mereka perlihatkan saat peretempuran tersebut, sudah sewajibnya kita hayati agar kemudian bisa menjadi inspirasi dan sumber motivasi dalam hidup berbangsa dan bernegara. Hari pahlawan sejatinya dijadikan moment kebangkitan. Bangkit dari semangat yang redup. Sehingga ada hasil yang terasa. Peringatan hari pahlawan kali ini setidaknya dapat menjadi momentum untuk terus melestarikan nila-nilai luhur perjuangan mereka. Nilai pantang menyerah, nilai optimisme dan nilai ikhlas wajib terpatri dalam diri setiap saat.

Harapan lain ialah melalui momen hari pahlawan ini bisa menyadarkan kita semua untuk kembali kepada Pancasila di bawah bingkai NKRI. Seperti yang diilakukan oleh para pahlawan dalam melakukan perjuangan. Agar karakter bangsa dapat diperbaharui.  Karakter lemah dan pesimis, dapat dihilangkan. Ini tentu penting demi kemajuan Bangsa. Tentu penting agar  bangsa Indonesia tidak lagi dipandang remeh oleh negara lain.  Terutama saat-saat ini, di mana serangan  Globalisasi semakin menggila. Jika tidak ditepis, maka tamatlah kita.

Maka, sekali lagi perlu ditegaskan bahwa yang dibutuhkan pada peringatan Hari Pahlawan kali ini bukanlah hanya sekedar seremonial untuk mengenang nama belaka. Sebab sudah tentu banyak di antara mereka (baca: para pahlawan) yang nisannya tidak bernama.

Akan tetapi yang harus kita lakukan ialah melanjutkan perjuangan mereka. Mengirim doa sebanyak mungkin demi kelapangan hidup mereka di sana. Sebagai generasi penerus, sebaiknya kita tidak hanya menjadi penikmat semata. 

Sebelum semuanya terlambat dan Sebelum penyesalan mengahampiri. Ada baiknya, kita Jadikan Hari Pahlawan 10 November ini sebagai momentum untuk bangkit, maju, dan berkarya. Tidak ada lagi kepentingan pribadi atau golongan, tapi murni untuk kemakmuran bersama bangsa dan negara
Peringatan hari pahlawan tidak boleh lagi hanya dianggap sebagai hal yang wajib dilakukan. Sebab tentu hal tersebut akan menjadi sebuah ironi yang menyayat hati.
Di tengah-tengah kondisi seperti ini, saya selalu berharap ada banyak pahlawan-pahlawan baru yang muncul di tengah-tengah kita. Pahlawan yang tidak lagi mesti mengangkat senjata dan beradu fisik dengan tentara negara lain, melainkan pahlawan-pahlawan yang setiap saat mampu membaktikan diri kepada bangsa.

Oleh sebab itu, mari kita peringati hari pahlawan dengan penuh suka dan hikmad dalam memaknai nilai-nilai juang para pahlawan.
Selamat memperingati Hari Pahlawan 10 November. Do’a terbaik untuk seluruh kusuma bangsaku.
“JAS MERAH” (Jangan Sekala-kali Melupakan Sejarah) – Ir. Soekarno



You Might Also Like

0 comments