Surga Kecil di Ujung Utara Bone dan 1001 Ceritanya

Aga kareba Guys!

Di blog kali ini,  saya akan membahas sedikit tentang surga kecil di ujung utara Kabupaten Bone. Just call it LABOTTO. Kebetulan saya dari Labotto. Nah, untuk kalian yang belum tahu Labotto itu di mana, saya infokan bahwa labotto itu perbatasan antara Indonesia dan Australia. Makanya jangan heran kalau muka saya ada bule-bulenya sedikit. Heheh.

Labotto merupakan salah satu desa  di kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone. Berbatasan dengan Kabupaten Wajo. Laut dan persawahan merupakan 2 sumber penghasilan penduduk. Namun, hasil laut sepertinya lebih populer dari pada hasil pertaniannya. Rumput laut, kepiting, ikan bandeng, dan masih banya  lainnya. Jadi, bukan tanpa sebab saya menyebutnya sebagai surga kecil.

Jadi, tujuan utama saya menulis ini di Blog agar masyarakat di luar sana tahu kalau di Cenrana tidak hanya ada hasil laut yang melimpah. Tap di Cenrana juga ada blogger yang blognya tidak punya pembaca. Heheh.



Selain hasil laut, Labotto juga terkenal dengan jalanan jeleknya. Labotto tanpa jalanan jelek, seperti Indosiar tanpa Dangdut Academy. Seperti Bone tanpa Lapmer. Seperti masa depanku tanpamu. TIDAK AKAN LENGKAP! 

Jalanan di kampung saya sudah lama sekali rusak. Bahkan sebelum kampung saya ada. Hebatnya lagi, kalau musim hujan, jalanan di sana bisa beralih fungsi menjadi banyak hal. Bisa berubah menjadi sungai. Bisa berubah menjadi arena balap motor trail. Bahkan bisa berubah menjadi lahan perkebunan. Hari ini ditanami pisang, besok bisa langsung berbuah. 

Saya, hanya sedikit heran dengan kondisi ini. Meskipun berlimpah potensi, ternyata belum bisa menjadi penarik untuk pemerintah agar memperbaiki jalan di sana. Bahkan, masyarakat terkadang yang justru harus berkorban untuk membiayai perbaikan jalan. Tapi, tentu kita sudah tahu, kemampuan masyarakat sampai di mana. Padahal, jalanan di sana bukan hanya jalan desa. Melainkan jalan trans kabupaten. Yang seharusnya pemeliharaanya ditanggun pemerintah daerah. 

Namun, tetap harus diakui bahwa  pemerintah memang telah beberapa kali melakukan perbaikan. Hanya saja tidak pernah maksimal dilakukan. Itu pun, beberapa kali perbaikan dilakukan pada saat momen PILKADA. yah, jurus jitu mendulang suara. JURUS CAPER! Kalau seperti ini, saya berdoa agar PILKADA bisa dilakukan setiap bulan. Agar semua jalan bisa diperbaiki. Pemerintah sekarang itu seperti kebanyakan perempuan. TIDAK PERNAH PEKA!

Meski demikian, satu hal yang menjadi kesyukuran adalah anak-anak di sana belum terlalu tersentuh kemilau teknologi. Terutama gadget. Kalau anak-anak di kota sibuk dengan permainan canggih mereka, semisal COC dan Pokemon Go, anak-anak di sana tetap setia dengan permainan warisan nenek moyang. Kiu-kiu, lempar mangga tetangga, tangkap itik kemudian dikurung, dan dipaksa bertelur. 

Beruntung, jaringan TV kabel juga sudah masuk di sana. Sehingga  Anandi dan Dangdut Academy masih bisa disaksikan ibu-ibu. Heheh.

Ai tingk dets ol for tudei. Tengks for riding mai blog. Sampai ketemu di lain waktu. Kita doakan bersama, semoga pemerintah secepatnya mendapat hidayah. *RM*

(Watampone, 20.35 Saturday, 15 April 2017)

You Might Also Like

0 comments