Halo, apa kareba lagi Gengz!
It's really nice to meet you here. Di blog sampah saya. Blog yang pembacanya hanya 2 orang. Pertama, saya sendiri. Dan yang kedua, juga saya sendiri. Hehe. Maklum, terbiasa sendiri.
Kalau kemarin saya menulis tentang Just Do It, pada postingan ini saya akan bahas tentang Bone dan segala latahnya. So, check this out!
As we know that, Bone merupakan salah satu Kabupaten besar di Sulsel. Dengan banyak potensi yang dimiliki. Hal ini menjadikannya sebagai wilayah yang mudah menerima perubahan dan perkembangan. But, you know gak sih? Di samping perkembangannya yang pesat, ada hal yang membuat saya tertarik. Iya, saya tertarik dengan seorang wanita. Heheh. Kenapa malah bahas wanita? FO to the KUS, FOKUS!
Well, beberapa tahun terakhir saya melihat sebuah fenomena yang sangat menarik. Saya pun yakin banyak orang yang menyadari akan hal itu. Sumber informasi yang semakin mudah, menjadikan masyarakat dapat memeroleh informasi apapun. Termasuk mencontoh trend yang sedang booming. Nah, pada Blog ini, saya akan membahas beberapa trend yang pernah ramai di Bone. Trend yang pernah menjajah saya dan orang-orang sekitar saya.
1. PENJUAL PULSA DI MANA-MANA
Fenomena ini marak sekitar tahun 2013, ketika saya masih semester 4 di kampus. Ketika masih unyu. Masih dielu-elukan para primadona kampus. Hehe.
Saya tidak tahu pasti, dari mana dan bagaimana trend ini bermula. Yang jelas, waktu itu orang-orang (hampir) semua menjadi agen penjual pulsa. Modal yang tidak terlalu besar, kerja yang tidak begitu sulit, menjadi motivasi tersendiri. Bahkan, saya, si kembaran Justin Bieber ini pun juga sempat menjadi pelaku fenomena tersebut.
Sekilas, memang sangat menjanjikan. Sebab keuntungan bisa berkali lipat. Tapi, ternyata menjadi agen penjual pulsa (sangat) tidak cocok untuk saya. Di awal memulai, saya jadi punya banyak teman. Mereka jadi akrab sekali dengan saya. Sering membeli pulsa saya. TAPI, itu di awal. Saya tidak tahu, dibalik dekatnya mereka ke saya, ternyata ada misi terselubung. Sebuah misi rahasia yang sama sekali tidak saya tahu. BERHUTANG PULSA MASSAL! Misi yang banyak membuat agen pulsa dadakan saat itu gulung tikar. Termasuk saya SENDIRI.
Untuk kalian, yang pernah berhutang pulsa, SADARLAH. Tidakkah kalian tahu betapa banyak orang-orang seperti kalian yang dipersulit tiket ke Surga gara-gara berhutang pulsa? Tidakkah kalian tahu, setiap hutang pulsa yang kalian tidak bayar akan menambah berat timbangan 'buruk' kalian? Dan tidakkah kalian tahu, kalau pulsa yang kalian tidak bayar itu, juga belum saya bayar? Hehe.
2. TEMPAT KARAOKE MEMBANJIR
Ketika fenomena ini masuk ke Bone, seperti biasa orang-orang berduit berlomba membangun tempat karaoke. Alhasil, hampir setiap sudut kota Watampone memiliki tempat karaoke. Ramai sekali. Tidak seperti hati saya yang selalu sepi.
Trend ini tentu tidak dibiarkan berlalu begitu saja oleh alayers di Bone. Seketika, tempat-tempat karaoke ramai pengunjung. Perang diskon dan promo pun tak terhindari. Beranda FB dan foto dp BBM dipenuhi tempat karaoke. Ketika trend ini muncul, saya belum punya SMARTPHONE. Saya masih internetan menggunakan kalkulator.
Lagi dan lagi, saya menjadi korban keganasan trend ini. Hampir setiap minggu saya keluar masuk room karaoke. Jadi cleaning service. Heheh. Saya jadi gila menyanyi. Padahal suara saya jauh dari standar. Jangankan menyanyi, DIAM saja saya fals. Bahkan, ulang tahun saya di 2014 (kalau tidak salah) dirayakan di room karaoke. Ceritanya keren, tapi tidak akan saya ceritakan dulu di sini. Jangan ada nostalgia di antara kita. Hehhe.
Seiring berjalannya waktu, bosan mulai melanda alayers. Mereka tidak lagi antusias datang ke tempat karaoke. And as the result, beberapa tempat harus tutup. Yah, LATAH!
3. TEMPAT-TEMPAT DISULAP MENJADI CAFE
Saya mulai berkenalan dengan cafe ketika 2015. Tepatnya setelah saya membentuk komunitas Stand Up Comedy Bone. Tuntutan komunitas yang mengharuskan untuk perform di cafe, memaksa saya mendatangi cafe-cafe di Bone untuk bekerja sama. Saya ingat betul, waktu itu cafe masih dihitung jari. Yah sekarang pun sebenarnya masih dihitung jari. Tapi jari kaki seribu. BAAANYAAK SEKALI. Bahkan saya beberapa kali ke luar Bone; Bulukumba, Enrekang, Wajo, Bantaeng, Soppeng, Sinjai. Cafe yang mereka miliki tidak sebanyak di Bone.
Perkembangannya memamg sangat pesat. Dukungan dari alayers Bone, juga menjadi alasan. Kembali, mereka berbondong-bondong mendatangi cafe. Bahkan, beberapa tempat karaoke yang sepi pengunjung, beralih menjadi cafe. Yah, here it was Guys. The power of latah. Ramai sedikit, langsung ikut. Saya pernah melakukan riset kecil-kecilan. Ketika cafe sedang booming, ternyata setidaknya ada 5 cafe baru yang dibuka setiap bulannya. Jika hal ini terus berlanjut, bukan mustahil jumlah akumulasi penghasilan semua cafe di Bone akan lebih besar dibanding APBD Kabupaten Bone. Hehe. Bukan mustahil juga, tiba-tiba semua cafe berkumpul. Membentuk aliansi. Memutuskan keluar dari kabupaten Bone. Dan membentuk kabupaten sendiri. KABUPATEN Cafe. Heheh.
Back to the laptop.
Persaingan pun semakin keras. Pemilik modal besar, mulai membangun cafe besar dengn konsep keren. Berimbas kepada cafe-cafe kecil yang tidak punya modal besar untuk survive. Mau tidak mau mereka harus menelan pil pahit SEPI PENGUNJUNG. Satu per satu dari mereka pun mulai menghilang. Merintis bisnis di Bone itu KEJAM kawan. Kreatif tidak cukup.
Meski demikian, saya mengacungi jempol untuk cafe yang tetap bisa survive ditengah terjangan cafe-cafe baru. Saya tidak perlu menyebut nama lengkap cafenya. Inisialnya RC TERAS. heheh.
Saya curiga, jika trend cafe terus berlanjut, bisa-bisa semua tempat beralih fungsi menjadi cafe. Tempat karaoke jadi Cafe. Masjid jadi Cafe. RC Teras jadi cafe. Heheh.
Oh iya, saya mengangkat RC teras di dalam tulisan bukan karena disponsori yah. Siapa juga yang mau jadi sponsor tulisan sampah seperti ini. Pendapat-pendapat saya betul-betul objektif.
PSebelum menulis ini, saya lakukan survey untuk mengatahui mana cafe terbaik di Bone. Saya survey mulai dari cafe ternama sampai cafe yang tidak ada namanya. Hasilnya menunjukkan bahwa, RC TERAS merupakan cafe terbaik, yang ada di depan Perpustakaan Daerah. Heheh. Eh tapi serius, RC teras merajai survey. Menjadi cafe terbaik yang ada di Kabupaten Bone. Dan kalian tahu kenapa Survey mengatakan bahwa RC teras yang terbaik? Yah, karena surveynya salah. Heheh. Peace!
Just kidding guys. Saya serius. Saya menganggap RC Teras masih yang terbaik di Bone.
Pulsa dan karaoke telah melewati masa puncak dan jatuhnya. Sekarang cafe masih dalam masa puncak. Tiinggal hitung waktu saja kapan masa jatuh itu akan datang. Cepat atau lambat. Pasti adanya. Bisnis di Bone itu seperti ibu-ibu naik motor. Weser kanan, belok kiri. SUSAH SEKALI DITEBAK.
4. PROGRAM TV TIDAK PENTING
Televisi tentu bukan hal yang mewah lagi. Hampir setiap orang memilikinya. Akibatnya, dengan mudah kita mendapat akses informasi dan konten hiburan. Program TV yang pernah merajai trend di Bone adalah ANAK JALANAN. Di Bone, Boy Anak Jalanan jauh lebih terkenal dari pada Bapak Bupati A. Fahsar Padjalangi. Tidak semua orang-orang di pelosok tahu siapa Beliau. Tapi, tanyakan ke mereka tentang Boy Anak Jalanan, maka tidak ada keraguan di dalamnya.
Keluarga-keluarga terdekat saya pun banyak yang menjadi korban. Nenek saya terutama. Pernah ada adegan Boy dikeroyok geng motor lawan hingga berdarah-darah, dan kalian tahu apa yang dikatakan nenek saya?
"Ya Allah, lindungi Boy. Selamatkan dia. Kalau dia tidak kenapa-kenapa, besok saya puasa."
Sadis gak tuh? Boy dikeroyok, nenek saya nazar puasa. Saya Demam Berdarah, masuk Rumah Sakit seminggu, nenek saya cuma bolang 'Oohhh'. Periih Guys! Saya yakin kalian bisa merasakan apa yang saya rasakan.
Nenek saya memang fanatik Anak Jalanan. Bahkan dia dinobatkan menjadi peluncur Anak Jalanan di kampung. Dia menjaga pintu gerbang kampung. Orang-orang yang tidak paham tentang IPAJ (Ilmu Pengetahuan Anak Jalanan) tidak dibiarkan masuk.
Di kampung saya, Anak Jalanan tidak hanya menjadi sebuah sinetron. Bahkan oleh beberapa orang dianggap seperti sebuah madzhab. Hehe.
Eh, cukup dulu yah.
As the conclussion, Bone masih terlalu latah dalam menerima semua trend. Tidak ada yang salah. Hanya saja, kita harus bisa bersikap lebih cerdas dalam menerima setiap trend. Sebab tidak semua dari mereka BAIK. Kita harus lebih selektif.
Oke. See you di postingan selanjutnya yah. *RM*
(Watampone, 02.33, Thursday 13 April 2017)
0 comments