Full Day School, Full of Kontroversi

Secara konsep, Full Day School menurut saya bagus. SANGAT BAGUS. Yah tapi harus diingat, kebijakan tersebut memerlukan persiapan yang matang. Sebab untuk penerapan FDS, harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana. Entah sarana bermain ataupun belajar.

Jadi, masalahnya bukan pada "anak-anak akan bolos atau tidak", "anak-anak bosan atau tidak",  justru besar kemungkinan mereka akan lebih menikmati kelas di waktu tambahan tersebut dari pada kelas di "jam yang semestinya" . 

Ingat, Full Day School bukan soal penambahan materi dan waktu belajar mata pelajaran, melainkan proses pendampingan guru kepada anak di sekolah dalam bermain, beribadah, dan hal lain yang sering anak-anak lakukan di rumah. Jadi, TIDAK ADA PERAMPASAN HAK BERMAIN.

Saya sepakat FDS, Namun harus ada pemerataan terlebih dahulu. Entah dalam hal sarana maupun kualitas guru. Pertanyaannya, apakah semua sekolah di Indonesia sudah memiliki sarana dan guru yang memadai? Jelas belum. 

Maka, FDS belum saatnya diimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional. Karena FDS bukanlah solusi atas problem pendidikan kita saat ini. Tapi tidak menutup kemungkinan FDS justru menjadi SOLUSI paling ampuh untuk pendidikan kita di masa yang akan datang.

FULL DAY SCHOOL BUKAN TENTANG PERAMPASAN HAK BERMAIN ANAK. TAPI TENTANG SUDAH SIAP ATAU TIDAK!

You Might Also Like

0 comments